AKAL SEHAT DALAM REFORMASl POLA MAKAN

Selasa, 07 Jan 2025

“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” ~1 Korintus 9: 25.

MEREKA YANG MEMAHAMI hukum-hukum kesehatan dan yang diatur oleh prinsip, akan menjauhi kedua sikap yang berlebihan, baik pemanjaan selera maupun pengekangan. Makanan mereka dipilih bukan sekadar untuk memuaskan selera, tetapi untuk membangun tubuh. Mereka berusaha untuk memelihara setiap kemampuan tetap berada dalam kondisi terbaik demi pelayanan yang terbaik kepada Allah dan manusia. Selera dikendalikan oleh akal sehat serta hati nurani, dan mereka dianugerahi kesehatan tubuh dan pikiran. Walaupun mereka tidak memaksakan pandangan mereka kepada orang lain, keteladanan mereka menjadi suatu kesaksian yang mendukung prinsip-prinsip yang benar. Orang-orang ini mempunyai pengaruh yang luas untuk kebaikan.

Ada sesuatu yang benar-benar masuk akal mengenai reformasi dalam hal makanan. Hal ini harus dipelajari secara mendalam dan luas, dan janganlah seseorang mengecam orang lain karena mereka dalam segala hal tidak sama dengan cara hidupnya. Tidak mungkin menciptakan aturan yang mutlak untuk mengatur kebiasaan setiap orang, dan janganlah ada yang berpendapat bahwa dirinyalah yang menjadi ukuran bagi semua orang. Tidak semua orang dapat memakan makanan yang sama. Makanan yang terasa lezat dan menyehatkan bagi seseorang mungkin tidak enak, bahkan berbahaya, bagi orang lain. Ada sebagian orang yang tidak bisa minum susu, sedangkan yang lain mendapatkan manfaat darinya. Sebagian orang tidak dapat mencerna polong-polongan dan kacang-kacangan; sementara bagi yang lain itu merupakan makanan yang menyehatkan. Bagi sebagian orang hidangan biji-bijian yang kasar merupakan makanan yang baik, sementara yang lain tidak dapat memakannya.

Pembaruan dalam hal makanan harus berlangsung secara bertahap. Karena penyakit dalam tubuh hewan meningkat maka penggunaan susu dan telur semakin tidak aman. Suatu usaha harus dilakukan untuk menggantikannya dengan bahan lain yang tidak mahal tetapi menyehatkan. Masyarakat di mana-mana harus diajar bagaimana sebisa mungkin memasak tanpa menggunakan susu dan telur, namun makanan mereka tetap menyehatkan dan enak.

Pertimbangkanlah dengan saksama menu makananmu. Pelajarilah faktor sebab dan akibatnya. Tingkatkanlah pengendalian diri. Jagalah agar selera tetap berada di bawah pengendalian akal sehat. Jangan pernah menyalahgunakan perut dengan makan terlalu banyak, tetapi jangan pula merampok diri sendiri dari makanan menyehatkan dan lezat yang dituntut oleh kesehatan.

Makanlah sesuai dengan pertimbangan terbaik Anda; dan ketika Anda meminta Tuhan memberkati makanan untuk menguatkan tubuhmu, percayalah kepada-Nya bahwa Dia mendengar doamu, dan jadilah tenang. ELLEN G. WHITE–Membina Keluarga Sehat, hlm. 290-293.

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir