AKU HENDAK MENYANYIKAN NYANYIAN BARU

Minggu, 16 Feb 2025

AKU HENDAK MENYANYIKAN NYANYIAN BARU

“Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” ~Mazmur 104: 33.

SAYA PIKIR ITU ADALAH imajinasi saya. Tidak, itu terjadi lagi: terdengar melodi yang familiar, tidak salah lagi meskipun samar-samar, dari lorong rumah panti jompo. “I will cherish the old rugged cross …. ” Hening. “Exchange it someday…. “

Saya tidak percaya dengan apa yang saya dengar. Mungkinkah itu wanita tua sederhana yang sama yang duduk begitu memprihatinkan, begitu tak berdaya, tak dapat berbuat apa-apa di kursi rodanya? Wanita tersebut telah ditempatkan di aula dekat ruang perawat sehingga dia bisa sedikit menikmati kehidupan yang dijalani—untuk menonton, mendengarkan, dan berdiam!

Saya sering mendengarnya, biasanya berteriak, menangis, dan/atau mengoceh tidak jelas. Mungkinkah ini benar-benar suara yang sama yang mengeluarkan potongan-potongan lagu Kristen tua yang dipelajari di masa kanak-kanak? Ya, apa yang saya lihat menegaskan apa yang didengar telinga saya! Itu dia!

Pikirannya sepertinya sudah hilang. Dari manakah lagu ini berasal?

Kemudian saya teringat pernah membaca bahwa para pasien demensia dan penyakit Alzheimer dapat dijangkau dengan lagu-lagu lama yang sudah terbiasa ketika tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menembus pikiran mereka yang memburuk dengan menyedihkan.

Puji Tuhan! Sebuah keajaiban terjadi tepat di depan mata saya! Pikiran yang tampaknya kosong menyanyikan pujian kepada Tuhan! Bahkan demensia pun tidak dapat menghancurkan keajaiban ini!

Selama bertahun-tahun, saya telah memasukkan ayat-ayat Kitab Suci ke dalam musik, sarana yang paling berharga untuk menyimpan Firman Tuhan di dalam hati saya. Seorang penulis yang diinspirasi pernah berkata, “Hanya ada sedikit cara yang lebih efektif untuk mengingat firman-Nya selain daripada mengulanginya dalam nyanyian” (Ellen G. White, Evangelism, hlm. 496). Saya bisa katakan Amin! Karena kekurangan perhatian yang melanda saya sejak kecil, saya punya alasan untuk memuji Tuhan atas keajaiban yang terjadi saat Dia membenamkan tulisan-tulisan suci ke dalam sel-sel ingatan saya melalui musik.

Meskipun saya berpaling dari Tuhan selama bertahun-tahun, Dia tahu bahwa saya pada akhirnya akan memahami kasih sejati-Nya. Dia tahu saya akan menghargai ayat-ayat suci yang menunggu, tersembunyi, terkubur jauh di dalam hati saya.

Sekali lagi saya teringat wanita tua yang memprihatinkan itu. Pikirannya memburuk tetapi dari suatu tempat di lubuk ingatannya muncul pujian kepada Tuhannya. Saya terharu. Sangat tersentuh.

Tuhan, jika pikiran saya terganggu, tolong bantu saya agar kerinduan Daud menjadi kerinduan saya juga: “Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.”

Mengapa tidak memulai menghafalkan salah satu himne favorit Anda hari ini?

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir