You are here

BAGAIMANA CARA MENAFSIRKAN ALKITAB

Submitted by administrator on March 28, 2020 - 3:26pm
Author: 
Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa - 2020-Q2

 

Bagaimana Cara Menafsirkan Alkitab

Sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kita adalah Protestan yang berarti kita percaya dengan sola Scriptura, yaitu bahwa hanya Alkitab saja sebagai satu-satunya dasar wewenang iman dan doktrin kita. Secara khusus hal ini relevan dengan akhir zaman, sebagaimana yang E.G White katakan, bahwa Allah akan mempunyai “Suatu umat di atas dunia ini yang mempertahankan Alkitab dan hanya Alkitablah sebagai standard semua doktrin dan dasar dari segala pembaruan.” – Alfa dan Omega, Jld.8, hlm. 626.

Tentu saja, kita bukan satu-satunya diantara gereja-gereja Protestan yang mengakui “Alkitab dan hanya Alkitab” sebagai fondasi iman kita, sekalipun diantara yang membuat pengakuan itu banyak yang percaya hal-hal seperti hari Minggu sebagai penggantian Perjanjian Baru untuk Sabat hari ketujuh; kekekalan jiwa; siksaan kekal dalam neraka bagi yang tidak selamat; bahkan pengangkatan rahasia dimana Yesus secara diam-diam dan rahasia kembali kedunia serta merampas orang-orang yang diselamatkan sementara semua orang lain dibiarkan terheran-heran bagaimana orang-orang itu bisa lenyap.

Dengan kata lain hanya memiliki Alkitab dan mengaku mempercayainya, adalah satu hal yang sama pentingnya, namun sebagai berkembangnya doktrin-doktrin palsu disingkapkan (konon semuanya berasal dari Alkitab), kita perlu mengetahui bagaimana cara manafsirkan Alkitab dengan benar.

Oleh sebab itulah topik dari Pedoman Pendalaman Alkitab Sekolah Sabat Dewasa triwulan ini adalah, “Bagaimana Cara Menafsirkan Alkitab.” Didalamnya kita akan mulai dengan anggapan bahwa kitab suci adalah “pernyataan kehendak Allah yang tidak bisa salah” dan merupakan “standar tabiat, ujian pengalaman, pengungkapan doktrin-doktrin yang berwenang dan catatan yang dapat dipercaya akan perbuatan Allah dalam sejarah” – Apa yang Anda Perlu Ketahui tentang… (28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah (Bandung: IPH, 2006), hlm.16). Singkatnya, Alkitab adalah sumber dasar kebenaran yang kita percayainya dan yang dinyatakan kepada dunia. Atau, seperti yang Alkitab itu sendiri katakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16). “Segala tulisan yang diilhamkan Allah, “tentu saja berarti keseluruhan Alkitab, bahkan tulisan-tulisan yang mungkin tidak kita sukai, yang membuat kita bingung dan bahwa dalam bahasa kontemporer bukan, sikap yang tepat.”

Kemudian dari sini, kita akan melihat dengan seksama bagaimana Alkitab mengajar kita menafsirkan dirinya sendiri. Artinya, daripada kita lebih dahulu menggunakan sumber-sumber diluar Alkitab seperti sains, filsafat, dan sejarah (yang mana jika dipakai dengan tepat, dapat menjadi berkat), kita akan berusaha membuka dari ayat-ayat Alkitab, alat-alat yang menyingkapkan kebenaran agung yang terdapat didalam halaman-halamannya yang suci. Kita mengetahui bahwa “orang-orang kudus Allah berbicara atas dorongan Roh Kudus” (2 Ptr. 1:21). Dan kita percaya bahwa diantara hal-hal yang “orang-orang kudus Allah bicarakan” ada kunci untuk menolong kita menafsirkan firman Allah.

Misalnya, bagaimana Paulus atau penulis Injil lainnya menafsirkan Alkitab Perjanjian Lama? Jika apa yang mereka tulis diilhamkan Allah, maka tentu saja bagaimana mereka membaca dan menafsirkan Alkitab dapat menjadi titik focus untuk menolong kita belajar melakukan hal yang sama. Bagaimanakah Yesus sendiri menggunakan dan menafsirkan Alkitab? tidak ada contoh yang lebih baik, bagaimana  cara menafsirkan Alkitab selain daripada Yesus.

Saat yang sama kita akan menyelidiki anggapan-anggapan kita sendiri, dan kemudian bernalar mengenai konteks bahasa, budaya dan sejarah serta bagaimana dampaknya terhadap cara kita membaca dan memahami Firman Tuhan. Bagaimanakah cara kita menafsirkan perumpamaan, nubuatan, amaran, sejarah suci, nyanyian pujian, penglihatan, dan mimpi – seluruh aneka tulisan yang terdapat dalam Alkitab?

Semua pertanyaan ini dan banyak lagi yang akan kita selidiki dalam triwuan ini karena seperti pengajaran siksaan kekal di neraka atau kesucian hari minggu menunjukkan bahwa percaya pada Alkitab saja tidak cukup. Kita juga harus belajar cara menafsirkannya.

Frank M. Hasel, Ph.D., adalah wakil direktur dari Biblical Research Institute (BRI) di kantor pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia. Michael G. Hasel, Ph.D., adalah Profesor Agama di Southern Adventist University dan Direktur Institut Arkeologi dan Museum Arkeologi Lymn H. Woodrank.

 

 

Facebook comments