”HUBUNGAN ANTARA KEMARAHAN DAN ADRENALIN”

Kamis, 30 Januari 2025

”HUBUNGAN ANTARA KEMARAHAN DAN ADRENALIN”

Efesus 4: 26, 27
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada lblis.”

KADANG KALA sewaktu kecil saya mendengar orangtua saya mengucapkan kata-kata kemarahan— biasanya ketika ayah mengemudi ke satu arah, dan ibu mengira kami seharusnya pergi ke arah yang lain! Mereka tidak bermusuhan; mereka tidak berusaha menyakiti satu sama lain. Mereka hanya berusaha menyampaikan maksud mereka. Tetapi suara yang keras dan kata-kata negatif itu berdampak pada saya. Setelah kemarahannya mereda, yang biasanya terjadi dengan cepat, saya merasakan sakit di hati saya yang sensitif. Dan saya mendapati bahwa seharusnya ada cara yang lebih baik untuk menyelesaikan perbedaan.

Para psikolog telah mengamati dampak merusak dari kemarahan dalam waktu yang panjang dan secara keliru sampai pada kesimpulan bahwa Anda harus mengeluarkannya, tidak peduli siapa yang Anda sakiti. Namun tidaklah pantas menyakiti orang lain untuk menyembuhkan dirimu sendiri! Sebaliknya, Alkitab menasihati kita untuk ”bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni” (Efesus 4: 32)!

Kini penelitian membuktikan bahwa para psikolog salah—dan bahwa Alkitablah yang benar. Jawabannya adalah pada pencegahan, pengenalan dini, dan kontrol yang terdidik. Tidaklah salah jika merasa marah sebagai emosi sementara yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk mengoreksi ketidakadilan, namun bagaimana Anda mengekspresikan emosi tersebut— perilaku yang mengikutinya—itulah yang penting. Jika merugikan diri sendiri atau orang lain, itu salah!

Jika Anda memenuhi hal itu, Anda akan mengacaukan cara yang Tuhan kehendaki bagi tubuh untuk bekerja. Kemarahan menghasilkan aliran adrenalin yang dirancang oleh Tuhan untuk kelangsungan hidupmu—untuk melawan atau melarikan diri. Amarah yang dibendung menyebabkan adrenalin bekerja membanjiri jaringan dan organ tubuh dengan bahan kimia yang tidak diperlukan sehingga merusak arteri, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan sakit kepala, bisul, dan penyakit jantung prematur.

Namun hal yang sama juga terjadi jika Anda meluapkan kemarahan dengan kata-kata dan perilaku marah! Dr Carol Tavris mengulas penelitian tentang kemarahan, lalu menulis buku Anger, the Misunderstood Emotion. Kesimpulannya adalah, melampiaskannya dengan bebas tidak meredakan amarah tetapi meningkatkannya dan membentuk kebiasaan bertengkar. Katanya, adalah lebih baik untuk “diam sejenak sementara merasa kesal dan alihkan pikiran dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dirimu sendiri sampai amarahmu mereda.”

Cara ini baik untuk kesehatan Anda karena ini mencegah aliran adrenalin yang tidak diperlukan, yang meracuni sistem Anda. Anda akan merasa lebih baik dalam waktu yang lebih cepat dan mampu untuk berpikir lebih jernih tentang bagaimana menyelesaikan masalah agar tidak ada yang disakiti.

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir