Rabu, 12 Feb 2025
KEAJAIBAN MARCUS
“Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau ” ~2 Raja-Raja 20: 5.
“APAKAH ANDA IBU WIGGERS? Bayi Anda tidak baik-baik saja. Dia sedang dalam keadaan sekarat. Kami telah menempatkannya pada ventilator frekuensi tinggi, memberinya obat bius, dan mencukur kepalanya untuk dipasang infus. Badannya sudah membiru seluruhnya dan tampak memprihatinkan.” Ini adalah kata-kata yang saya dengar ketika saya mendekati Neonatal Intensive Care Unit (NICU) hanya lima jam setelah kelahiran Marcus.
Beberapa jam berikutnya terasa sangat menyiksa ketika Marcel dan saya melihat anak kami yang berharga berjuang untuk mempertahankan hidup. Dokter menjelaskan bahwa gas pH dalam darah Marcus sudah terlalu tinggi dalam waktu yang terlalu lama. Dua kali dia menyarankan agar kami mempertimbangkan untuk memutuskan sambungan dia dari alat bantu hidup, karena mereka tidak yakin seberapa banyak kerusakan otak, ginjal, dan hati yang telah terjadi.
Bagaimana saya bisa membiarkan mereka mencabut alat bantu yang menopang hidup bayi saya? Dokter menyarankan untuk menghabiskan saat-saat terakhir Marcus di dalam pelukan saya. Saya memohon agar mereka terus berusaha bahkan walau hanya setengah jam lagi. Orang tua saya, pendeta kami, beberapa anggota staf rumah sakit, dan teman-teman berkumpul untuk memohon kesembuhan kepada Tuhan. Saya tahu aturan kunjungan yang ketat di NICU (dua pengunjung per pasien), dan tahu bahwa pihak rumah sakit membiarkan kami mengucapkan selamat tinggal. Bahkan para perawat pun meneteskan air mata. Segera kami diantar keluar ruangan sehingga ahli bedah dapat mencoba memasang selang infus di titik pusat. Dia berhasil, dan Marcus perlahan mulai membaik.
Malam itu hal yang paling luar biasa terjadi. Marcel mulai menyanyikan lagu pengantar tidur untuk bayi bagi Marcus yang dia nyanyikan untuknya selama kehamilan. Mendengar suara ayahnya, Marcus membuka matanya dan menendang satu kakinya. Ini memberikan semangat besar bagi kami.
Beberapa hari berikutnya adalah pengalaman roller coaster emosi. Karena infeksi yang sudah terlalu parah, Marcus membutuhkan obat dalam kadar maksimum untuk menjaga tekanan darahnya cukup tinggi agar dapat mengalirkan darah ke otaknya; dia juga mengalami kejang, enzim hati yang tidak normal, dan pendarahan di otaknya. Kami meminta dia diurapi dan meminta jika itu kehendak Tuhan otak kecilnya dapat disembuhkan sepenuhnya. Dia membuat kemajuan yang stabil. Seminggu setelah lahir, ventilatornya dicabut, obatnya diturunkan, dia menjadi lebih sadar, pembengkakannya berkurang, refleks mengisapnya menjadi lebih baik, dan mampu untuk menyusui. Enam belas hari setelah kelahiran Marcus, kami bisa membawanya pulang.
Sebelum kami meninggalkan rumah sakit, perawat berkata kepada saya, “Anda tahu, Heidi, bayi yang sakit seperti ini tidak pernah meninggalkan rumah sakit dalam keadaan yang baik-baik saja. Kami telah menyaksikan campur tangan surga.” Kami mengaminkannya.
Tidakkah Anda senang bahwa Tuhan mendengar doa-doa kita dan berjanji untuk menyembuhkan kita? Terima kasih Tuhan!