KISAH SEBUAH LUBANG KOSONG

Senin, 24 Feb 2025

KISAH SEBUAH LUBANG KOSONG

_”Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.’” ~2 Korintus 12: 9.

SEBAGAI ASISTEN DOKTER GIGI, saya mendapat pelajaran rohani dari pasien yang bermasalah dry socket, yakni lubang kosong tempat gigi sebelumnya berada. Beberapa hari setelah pencabutan, pasien datang ke ruang praktik dengan keluhan nyeri yang sangat hebat. Dokter gigi menemukan bahwa bekuan darah pasien tidak lagi menutupi lubang yang ditinggalkan oleh karena pencabutan/ekstraksi. Dengan hilangnya bekuan darah, tulang di bagian bawahnya terpapar udara, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Saat gigi dicabut, lubang yang kosong harus mengeluarkan darah beberapa saat agar dapat membersihkan luka dan membentuk bekuan. Pasien diinstruksikan tentang cara untuk mengurus area yang lunak ini. Biasanya hanya dalam jangka waktu singkat-mungkin 15 menit-area ekstraksi bisa mengeluarkan darah. Jika penggumpalan tidak terbentuk, atau kalau keluar dan terbentuk kemudian maka daerah tersebut tidak akan berdarah lagi dengan sendirinya. Untuk luka normal, ini bagus; tetapi dengan luka karena ekstraksi, ujung saraf di tulang terbuka akan membuat orang itu menjerit kesakitan.

Apa pengobatannya? Dokter gigi harus membalut area terbuka tersebut dengan obat-obatan dan bahan pembalut gigi untuk membentuk bekuan “pengganti”. Ini biasanya cukup untuk menangani masalah tersebut, kecuali dalam kasus yang membandel. Jika area tersebut terus-menerus terasa sakit, dokter gigi harus mengikis tulangnya hingga membuat lukanya berdarah lagi sehingga bekuan darah lain akan terbentuk.

Sering kali dalam hidup kita, kita mengalami pengalaman traumatis yang menimbulkan rasa sakit dan penderitaan, seolah-olah ada “gigi” yang dicabut. Apa yang terjadi jika “jaringan tulang” Anda terpapar dan rasa sakitnya tidak kunjung hilang?

Anda harus membiarkan dokter gigi surgawi, Yesus Kristus, menangani masalah ini. Dia mungkin harus mengikis area itu lagi dengan mengizinkan Anda melewati pengalaman menyakitkan lainnya. Tetapi coba bayangkan, saat pendarahan sedang terjadi, rahmat dan kemurahan Tuhan menunggu untuk menutup lubang di hati Anda. Perasaan hampa itu akan hilang jika Anda membiarkan Tuhan melakukan pekerjaan pengobatan-Nya pada Anda. Tak seorang pun akan pernah tahu bahwa “gigi” telah dicabut di sana, sebab kasih karunia Allah akan menutupi semuanya. Kasih karunia-Nya cukup untuk semua kelemahan dan rasa sakit. Itu kabar baik!

Kiranya kita dapat berkata seperti Rasul Paulus, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir