”MATI UNTUK HIDUP”

Selasa, 18 Februari 2025

”MATI UNTUK HIDUP”

Yohanes 3: 3
“Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’”

SETIAP MANUSIA dimulai dari satu sel. Sel itu membelah lagi dan lagi, berkembang menjadi bagian tubuh yang berbeda. Tubuh manusia dewasa terbentuk oleh lebih dari 60 triliun unit struktural materi hidup yang ukuran, bentuk, dan fungsinya berbeda-beda. Ini disebut sel. Apakah Anda tahu berapa jumlahnya? Sekitar 600 kali lebih banyak dari jumlah bintang di dalam Bima Sakti! Begitulah luar biasa rumitnya kita.

Setiap detik sel-sel dipenuhi dengan aktivitas, pembangunan, pembangunan kembali, dan mendidihkan energi. Sel-sel ltu bekerja sepanjang waktu, secara lambat dan dengan cepat, namun tidak menghentikan pengoperasian bahkan saat Anda tidur. Dan semua sel, kecuali sel-sel saraf, memperbanyak dirinya sendiri. Misalnya, jika potongan dari lever Anda diangkat melalui pembedahan, sel-sel lever yang tersisa akan bertambah banyak sampai organ kembali ke ukuran aslinya.

Sejak dari masa kelahiran, sel-sel kulit, tulang, sumsum tulang, dan sel-sel jaringan penghubung, mengalami kematian dan direproduksi kembali. Adalah melalui proses kematian dan kelahiran kembali ini kita menikmati kesehatan yang baik.

Kesehatan rohani yang baik memerlukan proses kematian dan kelahiran kembali yang sama. Dua ribu tahun yang lalu, Yesus menyampaikan salah satu khotbah-Nya yang paling mendalam kepada pendengar yang berjumlah satu orang, seorang Farisi bernama Nikodemus. Pesannya adalah, ”Engkau harus dilahirkan kembali untuk melihat kerajaan Allah.”

Nikodemus bingung. ”Bagaimana seseorang bisa dilahirkan kembali padahal dia sudah tua? Tidak mungkin masuk kembali ke rahim ibu untuk kedua kalinya!”

Yesus menjelaskan bahwa kelahiran kembali haruslah kelahiran dari air (pemurnian) dan Roh. Dengan kata lain, kita harus meninggalkan kemarahan, rasa sakit, iri hati, cemburu, dan kepahitan. Apa pun yang memisahkan kita dari Tuhan harus mati dan dikubur; maka Roh akan menciptakan kita kembali.

Proses kematian terhadap dosa ini tidak hanya terjadi pada saat baptisan saja. Sebaliknya, setiap hari dalam hidup kita, kita harus mati terhadap dosa dan menyerahkan diri kembali kepada Tuhan. Jika sel-sel mati dan tidak pernah bereproduksi, keadaan kita akan menjadi buruk. Jadi ketika kita mati terhadap dosa—atau mengosongkan diri kita dari dosa—kita harus menggantinya dengan unsur pemberi hidup. Kita harus dilahirkan kembali dengan kasih seperti Kristus. Ketika kasih karunia-Nya yang menyelamatkan menjadi bagian dari diri kita, sesungguhnya kita adalah ciptaan baru!

Tuhan, adakah sesuatu dalam hidup saya yang menghalangi saya untuk dilahirkan kembali hari ini?

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir