”MUSIK DAN KEKERASAN”

Kamis, 13 Februari 2025

”MUSIK DAN KEKERASAN”

Kolose 3: 2
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”

KEKERASAN, TERUTAMA di kalangan generasi muda, semakin meningkat dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang nyata. Pertanyaan yang dikemukakan adalah karena kekerasan sering kali diagung-agungkan oleh para musisi dan aktor dalam video-video musik, apakah video-video tersebut berkontribusi terhadap epidemi ini?

Kita tahu musik memasuki otak melalui wilayah emosional, yang termasuk lobus temporal dan sistem limbik. Dari sana, beberapa macam musik cenderung menghasilkan respons lobus frontal yang memengaruhi kemauan, nilai moral, dan kekuatan nalar (Mozart, misalnya). Jenis musik lainnya, seperti rock dan rap, hanya membangkitkan sedikit, jika ada, respons lobus frontal; sebaliknya, mereka menghasilkan respons emosional yang besar dengan sedikit logika atau interpretasi moral.

Para peneliti di Bowman Gray School of Medicine mempelajari 518 video musik dari empat jaringan kabel: MTV, Black Entertainment Television, Video Hits One, dan Country Music Television. Para peneliti menemukan persentase musik video yang ditayangkan di MTV secara signifikan lebih tinggi memuat satu atau lebih episode yang menggambarkan kekerasan secara terang-terangan dan mengacungkan berbagai senjata. Video rap memiliki gambaran kekerasan tertinggi, disusul oleh video musik rock. Orang Afrika-Amerika terlalu digambarkan terlibat dalam kekerasan atau membawa senjata, dibandingkan dengan proporsi penduduk Afrika-Amerika pada populasi keseluruhan. Kebanyakan video yang mengandung kekerasan menunjukkan laki-laki sebagai pelakunya. Lima belas persen menggambarkan seorang anak membawa senjata.

Apa pengaruh video-video musik ini terhadap perilaku? Sebuah studi terhadap 222 peserta membiarkan mereka menonton tayangan MTV selama tujuh bulan, diikuti dengan lima bulan tanpa itu. Apakah yang terjadi ketika mereka menyingkirkan video musiknya? Agresi verbal menurun 32 persen. Agresi terhadap objek berkurang 52 persen, dan agresi terhadap orang lain menurun 48 persen.

Apakah musik memengaruhi perilaku kita? Ya, tentu saja! Jenis pemrograman video musik MTV terus-menerus merangsang indra visual kita melalui gambaran-gambaran yang provokatif dari pemandangan yang berubah dengan cepat. Telinga juga dirangsang seperti itu. Kombinasi mata-telinga ini tampaknya menyebabkan penghentian secara lebih besar terhadap proses-proses analitis. Akibatnya adalah kekerasan.

Bukankah sudah waktunya kita memonitor dengan cermat apa yang kita dengar dan lihat? Bukankah sudah waktunya kita berhenti mencemari otak kita dengan gambar audio dan video kekerasan? Bukankah sudah waktunya untuk membuang sampah-sampah tersebut?

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir