NYANYIAN BURUNG

Rabu, 05 Feb 2025

NYANYIAN BURUNG

“Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! …. Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab Firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.” ~Mazmur 33: 1-4.

ELLEN ADALAH ANAK YANG BERBAKAT. Dia memiliki watak yang ceria dan penuh harapan; dia suka bersosial, berani, tegas, dan tekun. Dan karena kecintaannya untuk belajar, cepat tanggap, dan ingatan yang kuat, orangtuanya memiliki harapan yang tinggi untuk masa depannya. Kemudian ketika dia berusia 9 tahun, seorang teman sekelasnya dengan marah melemparkan sebuah batu, mematahkan hidungnya dan merusak wajahnya. Dia terbaring koma selama tiga minggu dan hampir mati.

Pada tahun 1836, hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Ellen sendiri menulis: “Setiap fitur wajah saya tampak berubah. Pemandangan itu lebih dari yang dapat saya tanggung …. Pemikiran untuk menanggung kesialan sepanjang hidup saya tidak dapat dipikul. Saya tidak dapat melihat kebahagiaan dalam hidup saya. Saya tidak berharap untuk terus hidup, dan saya tidak berani mati, karena saya belum siap” (Spiritual Gift, jld. 2, hlm. 9).

Gantinya menjadi anak yang kuat dan mandiri, dia malah menjadi lemah, penakut, dan menjadi putus asa. Teman-temannya menjauhinya. Kesehatannya sangat lemah sehingga dia tidak bisa bersekolah terlalu lama, dan kemudian dia tidak dapat mengingat apa yang dia telah pelajari. Tangannya gemetar hebat sehingga dia tidak bisa menulis, dan ketika mencoba membaca, huruf-huruf dalam bukunya akan menyatu, dan dia menjadi pusing lalu kemudian pingsan.

Sekitar 50 tahun kemudian dia mengunjungi lokasi tempat dia mengalami kecelakaan dan menulis, “Kemalangan ini, yang untuk sementara terasa begitu pahit dan sulit untuk ditanggung, telah terbukti menjadi berkat terselubung. Pukulan kejam yang merusak kebahagiaan duniawi adalah sarana mengarahkan pandangan saya ke surga. Saya mungkin tidak akan pernah mengenal Yesus jika bukan karena kesedihan yang menyelimuti tahun-tahun awal hidup saya yang menuntun saya untuk mencari penghiburan di dalam Dia.” Dia kemudian menceritakan kisah tentang seekor burung yang tidak mau menyanyikan lagu tuannya saat sangkarnya penuh cahaya terang, tetapi saat tuannya menutup sangkarnya, burung itu mendengarkan lagu tersebut sampai ia mampu menyanyikannya sendiri dengan sempurna. Sejak saat itu, dia bisa menyanyikannya dalam terang.
“Demikianlah Tuhan berurusan dengan milik ciptaan-Nya. Dia mempunyai sebuah lagu untuk diajarkan kepada kita, dan ketika kita telah mempelajarinya ditengah-tengah bayang-bayang penderitaan yang mendalam, kita dapat menyanyikannya selamanya” (dalam Review and Herald, 25 November 1884).

Ellen menjadi pemimpin rohani dan penulis yang produktif. Carilah namanya, Ellen G. White, dan Anda akan menemukan bahwa dia mempunyai keistimewaan dalam hal memiliki lebih banyak buku yang diterbitkan dibandingkan dengan penulis Amerika lainnya dalam sejarah. Luar biasa, bukan?

Tuhan dapat mengambil segala kecacatan. yang Anda miliki dan mengubahnya menjadi sebuah peluang. Percayalah pada-Nya!

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir