”OBAT PIKIRAN”

Sabat, 22 Februari 2025

”OBAT PIKIRAN”

Amsal 23: 7
“Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.”

SAYA TIDAK MINUM kopi; bahkan tidak tahu cara membuatnya. Tetapi pada suatu malam, saya memiliki kebutuhan khusus. Saya bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan penting, dan hampir saja kewalahan oleh rasa kantuk. Teringat bahwa sekretaris saya menyimpan sebotol kopi instan di mejanya, saya menambahkan beberapa sendok bubuknya ke dalam secangkir air dingin, meneguknya, dan menunggu.

Dalam waktu 10 menit saya merasa berenergi—ya, kafeina menggerakkan gula darah. Lalu kesadaran saya meningkat—ya, itu juga merangsang sistem saraf. Saya bergegas ke kamar mandi, memastikan bahwa kafeina bersifat diuretik. Peningkatan ini berlangsung selama tiga jam yang saya perlukan untuk menyelesaikan proyek.

Keesokan paginya saya mengaku kepada sekretaris saya. Dia mendengarkan dan mulai tersenyum. “Saya senang kopi saya bisa membantu,” katanya. “Tetapi apakah kamu tidak menyadarinya? Kopi itu sudah tanpa kafeina!”

Saya menyadari bahwa saya telah menjadi korban dari apa yang disebut efek plasebo. Karena Saya sepenuhnya mengharapkan itu bekerja, ternyata itu berhasil.

Efek plasebo biasanya digunakan untuk menguji obat baru. Satu Kelompok yang diuji diberikan sesuatu yang asli sedangkan kelompok lainnya menerima sesuatu yang mirip tetapi tanpa kandungan apa pun dari yang asli. Yang mengherankan, kelompok di bawah pengaruh plasebo sering kali melaporkan hasil yang baik, dan terkadang bahkan lebih baik daripada mereka yang menerima obat yang asli.

Singkatnya, pemikiran dan emosi secara langsung memengaruhi pikiran, yang mana, sebagai hasilnya, sangat memengaruhi tubuh. Terdapat laporan tentang orang-orang yang yakin bahwa mereka akan mati pada hari tertentu dan itulah yang terjadi bahwa mereka benar-benar mati tanpa ada penyebab langsung yang dapat ditemukan.

Pengaruh kuat pikiran kita terhadap tubuh kita berhubungan langsung kepada sistem kekebalan tubuh kita. Setiap hari kita menjumpai ratusan kuman yang bisa membuat kita sakit atau bahkan membunuh kita. Ketika sistem kekebalan tubuh kita sehat, hal-hal buruk yang menyerang kita dilawan dan kesehatan kita tetap terjaga.

Pola makan yang sehat, kebugaran fisik, dan keadaan emosi yang positif dapat membantu merangsang dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Di sisi yang lain, penyakit, emosi negatif, obat-obatan, dan stres berlebihan dapat melemahkannya. AIDS terjadi ketika seluruh sistem kekebalan tubuh telah hancur.

Raja Salomo sudah lama menasihati kita tentang “obat pikiran”: ”Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17: 22 ).

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir