PENTlNGNYA MARSHMALLOW

Sabat, 11 Jan 2025

“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” ~Galatia 5: 16.

BAYANGKAN ANDA berumur 4 tahun. Bayangkan diri Anda berada di ruangan yang asing; seorang asing memberi Anda marshmallow dan menjanjikan kepada Anda marshmallow kedua jika Anda tidak memakan yang pertama sampai dia kembali dari urusan singkatnya. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah Anda segera melahap marshmallow itu tanpa memikirkan hal yang lain? Atau, dengan tidak melakukan apa pun selain menatap marshmallow tersebut, apakah Anda mengerahkan semua pengendalian diri yang mungkin Anda miliki sebagai seorang yang berusia 4 tahun dan menunggu sampai pemberinya kembali?

Pertanyaan itu terbukti klasik dalam penelitian yang dilakukan pada sekelompok anak berusia 4 tahun. Ketika para peneliti melacak anak-anak tersebut 14 tahun kemudian mereka menemukan bahwa tes ini merupakan alat prediksi yang luar biasa tentang seperti apa anak-anak ini di sekolah nantinya. Orang-orang yang telah menunggu ketika penelitian dilakukan mendapat nilai secara signifikan lebih tinggi—210 poin lebih tinggi—dalam Tes Prestasi Skolastik (Ujian apa pun yang menilai pemahaman dan bakat siswa dalam mata pelajaran inti pendidikan, seperti sejarah, sains, matematika, atau bahasa). Selain itu, anak-anak yang telah menunggu dengan sabar, di kemudian hari, menjadi lebih stabil secara emosional dibandingkan kelompok lain, lebih disukai oleh gurunya dan rekan-rekan mereka, dan masih mampu menunda kepuasan dalam mengejar tujuan mereka.

Anak-anak yang langsung memakari marshmallow tersebut, 14 tahun kemudian, emosinya kurang stabil, lebih mudah tersinggung, lebih cenderung berkelahi, tidak terlalu disukai, dan hancur karena stres.

Alkitab berbicara tentang pentingnya pengendalian diri. Galatia 5: 22, 23 berkata, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Meskipun masyarakat kita sangat menekankan kesuksesan pendidikan–didefinisikan sebagai seberapa banyak pengetahuan yang dapat Anda masukkan ke dalam otak Anda dalam waktu tertentu–namun, Tuhan mempunyai cara yang sangat berbeda dalam mengukur kesuksesan.

Kini ilmu pengetahuan telah mengikuti apa yang selalu disajikan dalam Alkitab untuk kita. Tuhan menjanjikan kita kesuksesan, bukan berdasarkan standar duniawi, prestasi akademis, atau ukuran kekayaan, tetapi atas dasar Roh-Nya yang bekerja di dalam kita. Ketika Dia mengembangkan buah-buah Roh ke dalam karakter kita, kita akan menjadi lebih sehat dan bahagia, hubungan kita akan lebih memuaskan, upaya mengejar kesuksesan akademis akan lebih berhasil, dan pekerjaan kita lebih memuaskan. Lebih daripada itu, kita akan sukses tidak hanya dalam hal fisik tetapi juga di dalam hal rohani. Di sinilah terletak kesuksesan yang sesungguhnya.

Bukankah menarik bahwa satu karakter-pengendalian diri-dapat memiliki pengaruh yang luas terhadap kesuksesan hidup seseorang? Seberapa sehat pengendalian diri Anda?

Author:

© 2025 GMAHK Bendungan Hilir