Jumat, 17 Jan 2025
SEBUAH PELAJARAN BESAR
“Kemudian berdoalah Yunus kepada TUHAN Allahnya dari dalam perut ikan itu; ….”Ketika semua harapanku hilang, aku melayangkan pikiranku sekali lagi kepada TUHAN….Aku tidak akan pernah menyembah yang lain selain Engkau! Karena bagaimana lagi aku berterima kasih atas segala yang telah Engkau perbuat?” ~Yunus 2: 1-9, The Living Bible Version.
HAMPIR pukul 08.30 ketika Marilyn mengajak saya berjalan-jalan ke pinggir pantai bersamanya. Saya sudah berencana untuk jalan dengan teman yang lain—seperti yang selalu saya lakukan dengan setia setiap pagi—jadi saya sudah berencana menolaknya ketika teman berjalan saya menelepon dan berkata bahwa dia tidak dapat datang. “Marilyn,” panggilku, “aku akan bergabung denganmu.”
Itulah sebabnya saya berada di pantai ketika hal ini terjadi. Ini adalah pertama kalinya saya melihat yang seperti itu dalam tiga tahun lamanya saya tinggal di pinggir pantai. Tepat melewati pemecah gelombang, sekitar 100 kaki jauhnya, sekelompok ikan paus menyemburkan air, meliuk-liuk, menerobos, dan menabrak air.
“Lihat di sana. Wow! luar biasa!” kami berteriak satu sama lainnya lagi dan lagi ketika melihat paus-paus itu terbang ke udara, mengepakkan ekornya, dan menghilang di bawah permukaan air. Kami sangat bersemangat!
Kemudian, saya memikirkan cerita tentang Yunus. Saya membayangkan diri saya sedang terkubur di dalam perut ikan melalui perjalanan roller coaster internal saat ia terjun ke dasar lautan lalu naik ke permukaan dan menyelam lagi. Saya akan berteriak kepada Tuhan, “Keluarkan aku dari sini!” Namun bukan itu yang Yunus doakan. Sebaliknya, dia menyadari bahwa ini adalah cara Tuhan untuk menyelamatkannya dari kematian. Dan di sana, di tengah-tengah makanan yang sudah setengah dicerna, Yunus mengucap syukur kepada Tuhan. Kemudian dia berjanji bahwa dia akan melakukan apa yang Tuhan ingin dia lakukan.
Kita semua mempunyai hari-hari ketika kita merasa berada di dalam perut ikan paus. Gantinya merasa mengasihani diri sendiri, menyalahkan Tuhan, atau berteriak, “Keluarkan aku dari sini,” mungkin kita harus menerima pengalaman tersebut sebagai suatu peringatan dari Tuhan—cara-Nya untuk menyelamatkan kita—dan kemudian memilih untuk melakukan apa yang kita tahu seharusnya kita lakukan.
Anda berada di rumah sakit setelah operasi bypass: “Bangun dan ganti pola hidupmu.” Celanamu terlalu ketat: “Bangun, perhatikan apa yang kamu makan, dan berolahragalah!” Batuk terus-menerus: “Bangun dan berhenti merokok!” Dada nyeri: “Bangun dan buat janji temu dengan dokter!” Sakit kepala: “Bangun, perbanyak asupan air minum dan kurangi stres!”
Saya harap, Anda tidak memerlukan sesuatu yang drastis seperti perjalanan di dalam perut seekor ikan paus untuk mengajari saya bahwa bertindak sesuai dengan cara Tuhan adalah pasti yang terbaik.